Data yang ditemukan dalam penelitian dengan cepat dapat dimasukkan dalam kerangka sejarah apabila data tersebut berpenanggalan. Penanggalan yang ada pada data masa Hindu-Budha di Indonesia pada umumnya berpenanggalan tahun Çaka, memang ada beberapa data terutama yang dikeluarkan raja Daksa berpenanggalan tahun Sanjaya.
Berpenanggalan tahun Çaka dimulai pada tahun 78 Masehi, tepatnya tanggal 1 bulan Cetra 0 (Nol) Çaka. Jatuh pada hari selasa Pahing, 10 Maret 78 M, dan diakhiri pada tahun 1555 Ç, tepatnya hari Jum’at Legi, 8 Juli 1633 M. Pada waktu itu raja Mataram, Sultan Agung merubah penanggalan tahun Çaka dengan penaggalan tahun Hijrah. Penaggalan tersebut menjadi tahun Jawa – Islam dan dikenal masyarakat sekarang sebagai tahun Jawa.
Tahun Masehi merupakan tahun umum bersifat universal, semua orang memahaminya. Penanggalan Çaka saat ini sudah tidak digunakan lagi, sedangkan penanggalan tahun Jawa yang masih menggunakan hanya masyarakat lokal. Untuk dapat memahami tahun Çaka atau tahun Jawa maka pertanggalan tersebut kemudian dikonversikan ke dalam pertanggalan tahun Masehi.
Dasar yang digunakan untuk mencari konversi adalah jumlah hari, setelah tahun data ditambah dengan 78. Yaitu jumlah hari dalam tanggal satu bulan konversiyang disebut oleh data. Jadi jika data menyebut bulan Cetra misalnya, maka konversinya adalah bulan Maret – April. Setelah diketahu hari pada tanggal 1 Maret, maka hari itu dikonversikan dengan hari yang disebut oleh data, maka akan ditemukan tanggal konversi tahun masehi.
I. UNSUR-UNSUR KALENDER TAHUN ÇAKA
1. Tahun
Tarikh Çaka dimulai pada tahun 78 M. Ada berbagai pendapat mengenai kemunculan tarikh ini. Dipodjojo berpendapat tarikh Çaka dimulai saat kelahiran raja Çaka yang bernama Çaliwana yaitu 14 Maret 78 M. Sedangkan Damais berpendapat bahwa awal tarikh Çaka bertepatan pada tanggal 3 Maret 78 M, 20/21 Februari 79 M, atau 14 Maret 78 M. Menurut Darmosoetopo awal tarikh Çaka bertepatan dengan hari Salasa Pahing wurukung tanggal 10 Maret 78 M. (Riboet Darmosoetopo)
2. Nama Bulan
Karttika adalah nama bulan tarikh Çaka yang kedelapan bertepatan dengan bulan masehi antara Oktober-Nopember. Adapun nama-nama bulan tarikh Çaka ialah :
1. Caitra : Maret – April
2. Waiçakna : April – Mei
3. Jyestha : Mei – Juni
4. Asadna : Juni – Juli
5. Çrawana : Juli – Agustus
6. Bhadrawada : Agustus – September
7. Asuji : September – Oktober
8. Karttika : Oktober – November
9. Marggasira : Nopember – Desember
10. Fosya : Desember – Januari
11. Magha : Januari – Februari
12. Phalguna : Februari – Maret
3. Tanggal
Tarikh Çaka menyebut tanggal dengan istilah (bukan angka) dan hanya sampai yang ke lima belas, lalu kembali lagi ke tanggal satu. Istilah tanggal-tanggal itu adalah :
Pratipada : 1
Dwitiya : 2
Trtiya : 3
Caturthi : 4
Pancami : 5
Sasti : 6
Saptami : 7
Astami : 8
Nawami : 9
Daçami : 10
Ekadaçi : 11
Dwadaçi : 12
Trayodaçi : 13
Caturdaçi : 14
Pancadaçi : 15
4. Keadaan Bulan
Satu bulan Çaka mengalami dua kondisi bulan (rembulan) yaitu suklapaksa dan krsnapaksa. Suklapaksa adalah keadaan dimana bulan atau bagian bulan tampak terang (mulai bulan tampak sampai dengan bulan purnama), dan krsnapaksa adalah bagian bulan gelap (setelah bulan purnama sampai dengan bulan tidak tampak). Contohnya: Trtiya suklapaksa artinya tanggal 3 di bagian bulan terang atau paro terang.
5. Sadwara
Sadawara adalah nama-nama hari yang bersiklus enam dalam tarikh Çaka. Penyebutannya pada umumnya disingkat. Nama-nama hari yang bersiklus enam beserta singkatannya ialah :
1. Tunglai (Tu, Tung)
2. Haryang (Ha)
3. Wurukung (Wu)
4. Paniruan (Pa)
5. Wās (Wā)
6. Mawulu (Ma)
6. Pancawara
Pancawara adalah nama-nama hari bersiklus lima dalam tarikh Çaka. Penyebutannya pada umumnya juga disingkat. Nama-nama hari yang bersiklus lima beserta singkatannya ialah :
1. Pahing (Pa)
2. Pon (Po)
3. Wagai (Wa)
4. Kaliwuan (Ka)
5. Umanis (U, Ma)
7. Saptamara
Saptamara adalah nama-nama hari bersiklus tujuh dalam tarikh Çaka. Penyebutannya pada umumnya disingkat. Nama-nama hari yang bersiklus tujuh beserta singkatannya ialah :
1. Aditya (A, Ra) = Ahad
2. Soma (So) = Senin
3. Anggara (Ang) = Selasa
4. Budha (Bu) = Rabu
5. Wrhaspati (Wr) = Kamis
6. Çukra (Çu) = Jumat
7. Çanaiscara (Ça) = Sabtu
II. PENYEPADANAN KALENDER TAHUN ÇAKA DENGAN KALENDER TAHUN MASEHI
Proses penyepadanan (konversi) kalender tahun Çaka dengan kalender tahun Masehi dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dengan cara hitungan dan dengan cara tabel.
A. Cara Hitungan
Masalah inti dari cara hitungan ialah mencari jumlah hari dengan sarana:
1. Penyepadanan tahun Çaka dengan tahun Masehi (+78).
2. Mencari kabisat tahun Masehi.
3. Penentuan tanggal 1 bulan yang dipergunakan sebagai hitungan.
4. Sisa hari dari 0 Januari sampai dengan 0 bulan yang dipergunakan sebagai hitungan.
5. Permulaan tahun selalu kabisat (+1).
6. Tanggal 1 bulan yang dipergunakan sebagai hitungan (+1)
Rumus mencari jumlah hari :
Jumlah hari = (T x 365) + kabisat + sisa hari + 1 + 1.
Contoh :
Prasasti Mamali :
... cakawarsatita 800 marggacira masa daçami krsnapaksa wurukung kaliwuan aditya wara tatkala ...
Hitungan :
· Th. 800 + 78 = 878 M
· Kabisat 878 : 4 = 219
· Bulan Marggacira terletak antara bulan November – Desember
· Sisa hari dari 0 Januari sampai dengan 0 November = 304
· Permulaan tahun adalah kabisat = +1
· Tanggal 1 November = +1
Rumus jumlah hari :
(T x 365) + kabisat + sisa hari + 1 + 1 =
(878 x 365) + 219 + 304 + 1 + 1 = 320995
320995 : 6 = sisa 1 = Wās (Wā)
320995 : 5 = sisa 0 atau 5 = Pon (Po)
320995 : 7 = sisa 3 = Çanaiscara (Ça)
Wa Po Ça = 1 Juli 878 M, maka
Wu Ka A = 23 Juli 878 M
Jadi 10 krsnapaksa Margaçira 800 Ç Wurukung Kaliwuan Aditya = 23 Juli 878 M.
B. Penggunaan Tabel
Proses dengan menggunakan tabel ternyata lebih cepat dan mudah karena angka yang diperlukan sudah tersedia di tabel. Beberapa hal yang perlu dipahami ialah:
· Angka tahun Çaka ditambah 78 agar menjadi Masehi.
· Jangkauan tabel hanya sampai jumlah hari, sedangkan proses selanjutnya menggunakan hitungan.
Contoh:
Prasasti Tunahan
... sakawarsatita 794 maggha masa dwadasi suklapaksa mawulu umanis budha wara tatkala...
Proses:
· Magha terletak antara bulan Januari – Februari. Karena telah masuk bulan Januari maka penambahannya bukan 78 melainkan 79.
· Tahun 794 + 79 = 873 M
· Tanggal 1 Januari dipergunakan sebagai hitungan = +1
· 860 = 314115
13 tahun Januari = 4749
1 Januari 1
_______ +
318865
318865 : 6 = sisa 1 = Wās (Wā)
318865 : 5 = sisa 0 = Pon (Po)
318865 : 7 = sisa 1 = Wrnaspati (Wr)
Wa Po Wr = 1 Januari 873 M, maka
Ma U Bu = 14 Januari 873 M
Jadi tanggal 12 suklapaksa Magha 794 Ma U Bu = 14 Januari 873 M.
Berpenanggalan tahun Çaka dimulai pada tahun 78 Masehi, tepatnya tanggal 1 bulan Cetra 0 (Nol) Çaka. Jatuh pada hari selasa Pahing, 10 Maret 78 M, dan diakhiri pada tahun 1555 Ç, tepatnya hari Jum’at Legi, 8 Juli 1633 M. Pada waktu itu raja Mataram, Sultan Agung merubah penanggalan tahun Çaka dengan penaggalan tahun Hijrah. Penaggalan tersebut menjadi tahun Jawa – Islam dan dikenal masyarakat sekarang sebagai tahun Jawa.
Tahun Masehi merupakan tahun umum bersifat universal, semua orang memahaminya. Penanggalan Çaka saat ini sudah tidak digunakan lagi, sedangkan penanggalan tahun Jawa yang masih menggunakan hanya masyarakat lokal. Untuk dapat memahami tahun Çaka atau tahun Jawa maka pertanggalan tersebut kemudian dikonversikan ke dalam pertanggalan tahun Masehi.
Dasar yang digunakan untuk mencari konversi adalah jumlah hari, setelah tahun data ditambah dengan 78. Yaitu jumlah hari dalam tanggal satu bulan konversiyang disebut oleh data. Jadi jika data menyebut bulan Cetra misalnya, maka konversinya adalah bulan Maret – April. Setelah diketahu hari pada tanggal 1 Maret, maka hari itu dikonversikan dengan hari yang disebut oleh data, maka akan ditemukan tanggal konversi tahun masehi.
I. UNSUR-UNSUR KALENDER TAHUN ÇAKA
1. Tahun
Tarikh Çaka dimulai pada tahun 78 M. Ada berbagai pendapat mengenai kemunculan tarikh ini. Dipodjojo berpendapat tarikh Çaka dimulai saat kelahiran raja Çaka yang bernama Çaliwana yaitu 14 Maret 78 M. Sedangkan Damais berpendapat bahwa awal tarikh Çaka bertepatan pada tanggal 3 Maret 78 M, 20/21 Februari 79 M, atau 14 Maret 78 M. Menurut Darmosoetopo awal tarikh Çaka bertepatan dengan hari Salasa Pahing wurukung tanggal 10 Maret 78 M. (Riboet Darmosoetopo)
2. Nama Bulan
Karttika adalah nama bulan tarikh Çaka yang kedelapan bertepatan dengan bulan masehi antara Oktober-Nopember. Adapun nama-nama bulan tarikh Çaka ialah :
1. Caitra : Maret – April
2. Waiçakna : April – Mei
3. Jyestha : Mei – Juni
4. Asadna : Juni – Juli
5. Çrawana : Juli – Agustus
6. Bhadrawada : Agustus – September
7. Asuji : September – Oktober
8. Karttika : Oktober – November
9. Marggasira : Nopember – Desember
10. Fosya : Desember – Januari
11. Magha : Januari – Februari
12. Phalguna : Februari – Maret
3. Tanggal
Tarikh Çaka menyebut tanggal dengan istilah (bukan angka) dan hanya sampai yang ke lima belas, lalu kembali lagi ke tanggal satu. Istilah tanggal-tanggal itu adalah :
Pratipada : 1
Dwitiya : 2
Trtiya : 3
Caturthi : 4
Pancami : 5
Sasti : 6
Saptami : 7
Astami : 8
Nawami : 9
Daçami : 10
Ekadaçi : 11
Dwadaçi : 12
Trayodaçi : 13
Caturdaçi : 14
Pancadaçi : 15
4. Keadaan Bulan
Satu bulan Çaka mengalami dua kondisi bulan (rembulan) yaitu suklapaksa dan krsnapaksa. Suklapaksa adalah keadaan dimana bulan atau bagian bulan tampak terang (mulai bulan tampak sampai dengan bulan purnama), dan krsnapaksa adalah bagian bulan gelap (setelah bulan purnama sampai dengan bulan tidak tampak). Contohnya: Trtiya suklapaksa artinya tanggal 3 di bagian bulan terang atau paro terang.
5. Sadwara
Sadawara adalah nama-nama hari yang bersiklus enam dalam tarikh Çaka. Penyebutannya pada umumnya disingkat. Nama-nama hari yang bersiklus enam beserta singkatannya ialah :
1. Tunglai (Tu, Tung)
2. Haryang (Ha)
3. Wurukung (Wu)
4. Paniruan (Pa)
5. Wās (Wā)
6. Mawulu (Ma)
6. Pancawara
Pancawara adalah nama-nama hari bersiklus lima dalam tarikh Çaka. Penyebutannya pada umumnya juga disingkat. Nama-nama hari yang bersiklus lima beserta singkatannya ialah :
1. Pahing (Pa)
2. Pon (Po)
3. Wagai (Wa)
4. Kaliwuan (Ka)
5. Umanis (U, Ma)
7. Saptamara
Saptamara adalah nama-nama hari bersiklus tujuh dalam tarikh Çaka. Penyebutannya pada umumnya disingkat. Nama-nama hari yang bersiklus tujuh beserta singkatannya ialah :
1. Aditya (A, Ra) = Ahad
2. Soma (So) = Senin
3. Anggara (Ang) = Selasa
4. Budha (Bu) = Rabu
5. Wrhaspati (Wr) = Kamis
6. Çukra (Çu) = Jumat
7. Çanaiscara (Ça) = Sabtu
II. PENYEPADANAN KALENDER TAHUN ÇAKA DENGAN KALENDER TAHUN MASEHI
Proses penyepadanan (konversi) kalender tahun Çaka dengan kalender tahun Masehi dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dengan cara hitungan dan dengan cara tabel.
A. Cara Hitungan
Masalah inti dari cara hitungan ialah mencari jumlah hari dengan sarana:
1. Penyepadanan tahun Çaka dengan tahun Masehi (+78).
2. Mencari kabisat tahun Masehi.
3. Penentuan tanggal 1 bulan yang dipergunakan sebagai hitungan.
4. Sisa hari dari 0 Januari sampai dengan 0 bulan yang dipergunakan sebagai hitungan.
5. Permulaan tahun selalu kabisat (+1).
6. Tanggal 1 bulan yang dipergunakan sebagai hitungan (+1)
Rumus mencari jumlah hari :
Jumlah hari = (T x 365) + kabisat + sisa hari + 1 + 1.
Contoh :
Prasasti Mamali :
... cakawarsatita 800 marggacira masa daçami krsnapaksa wurukung kaliwuan aditya wara tatkala ...
Hitungan :
· Th. 800 + 78 = 878 M
· Kabisat 878 : 4 = 219
· Bulan Marggacira terletak antara bulan November – Desember
· Sisa hari dari 0 Januari sampai dengan 0 November = 304
· Permulaan tahun adalah kabisat = +1
· Tanggal 1 November = +1
Rumus jumlah hari :
(T x 365) + kabisat + sisa hari + 1 + 1 =
(878 x 365) + 219 + 304 + 1 + 1 = 320995
320995 : 6 = sisa 1 = Wās (Wā)
320995 : 5 = sisa 0 atau 5 = Pon (Po)
320995 : 7 = sisa 3 = Çanaiscara (Ça)
Wa Po Ça = 1 Juli 878 M, maka
Wu Ka A = 23 Juli 878 M
Jadi 10 krsnapaksa Margaçira 800 Ç Wurukung Kaliwuan Aditya = 23 Juli 878 M.
B. Penggunaan Tabel
Proses dengan menggunakan tabel ternyata lebih cepat dan mudah karena angka yang diperlukan sudah tersedia di tabel. Beberapa hal yang perlu dipahami ialah:
· Angka tahun Çaka ditambah 78 agar menjadi Masehi.
· Jangkauan tabel hanya sampai jumlah hari, sedangkan proses selanjutnya menggunakan hitungan.
Contoh:
Prasasti Tunahan
... sakawarsatita 794 maggha masa dwadasi suklapaksa mawulu umanis budha wara tatkala...
Proses:
· Magha terletak antara bulan Januari – Februari. Karena telah masuk bulan Januari maka penambahannya bukan 78 melainkan 79.
· Tahun 794 + 79 = 873 M
· Tanggal 1 Januari dipergunakan sebagai hitungan = +1
· 860 = 314115
13 tahun Januari = 4749
1 Januari 1
_______ +
318865
318865 : 6 = sisa 1 = Wās (Wā)
318865 : 5 = sisa 0 = Pon (Po)
318865 : 7 = sisa 1 = Wrnaspati (Wr)
Wa Po Wr = 1 Januari 873 M, maka
Ma U Bu = 14 Januari 873 M
Jadi tanggal 12 suklapaksa Magha 794 Ma U Bu = 14 Januari 873 M.
1 comment:
Mohon informasi pada contoh Prasasti Mamali, sbb. :
320995 : 6 = sisa 1 = Wās (Wā)
320995 : 5 = sisa 0 atau 5 = Pon (Po)
320995 : 7 = sisa 3 = Çanaiscara (Ça)
Wa Po Ça = 1 Juli 878 M, maka
Wu Ka A = 23 Juli 878 M
Jadi 10 krsnapaksa Margaçira 800 Ç Wurukung Kaliwuan Aditya = 23 Juli 878 M.
Setelah ketemu Wa Po Ca, maka hasil konversinya = 1 Juli 878 M, datanya didapat dari mana?
Terima kasih dan salam
Ki Demang Sokowaten
kidemangsokowaten@gmail.com
Post a Comment