PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Benteng adalah sebuah lokasi militer atau bangunan yang didirikan secara khusus, diperkuat dan tertutup yang digunakan untuk melindungi sebuah instalasi, daerah ataupun sepasukan tentara dari serangan atau untuk menguasai suatu daerah. Dalam bahasa Inggris dan Belanda benteng disebut fort. Kata fort sendiri berasal dari bahasa latin fortise yang berarti teguh, kuat, sentausa, atau tahan lama. Berdasarkan pengertian ini, yang dimaksud dengan benteng adalah bangunan yang kokoh dan kuat untuk perlindungan dan pertahanan terhadap serangan musuh.
Novida Abbas mengelompokkan benteng berdasarkan fungsinya dalam dua kelompok. Pertama, benteng yang berfungsi sebagai sarana pertahanan, dalam arti benteng tersebut dapat melaksanakan fungsi ofensif dan defensif. Fungsi tersebut ditunjang oleh fasilitas yang tersedia dalam benteng tersebut, seperti lubang-lubang penembakan, bastion maupun selasar pada dinding keliling benteng dan dinding bastion. Kedua, benteng yang mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan logistik, pendidikan dan latihan serta sebagai penjara. Benteng-benteng yang mempunyai fungsi seperti disebut diatas biasanya tidak diperlengkapi fasilitas ofensif dan defensif. Benteng-benteng tersebut biasanya hanya terdiri dari ruangan-ruangan untuk penyimpanan logistik, pendidikan, latihan serta penjara. Meskipun demikian benteng-benteng tersebut biasanya dilengkapi dengan menara atau bangunan pengawasan.
Bila dilihat dart lokasi penempatannya, benteng yang memiliki fungi ofensif dan defensif biasanya ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis seperti di pusat kegiaatan suatu kota, tepi jalur jalan utama, puncak bukit yang memungkinkan pengawasan daerah sekitarnya, tepi pantai atau sungai yang merupakan jalur keluar-masuk pelabuhan maupun kota Sedang benteng yang tidak memiliki fungsi ofensif dan defensif dengan kata lain merupakan benteng penunjang biasanya keletakannya agak tersembunyi atau cukup jauh dari pusat kegiatan suatu kota maupun jalur jalan utama. Contoh benteng penunjang yang terdapat di Indonesia antara lain adalah: Benteng Salatiga, Benteng Willem I di Arnbarawa, dan Benteng Gombong.
Kota Batavia sebagai pusat administrasi, kedudukan VOC, dan juga sebagai pusat koloni Belanda di Hindia Timur sudah pasti memiliki nilai penting, sangatlah wajar bila aset penting tersebut dilindungi dengan baik. Telah diketahui bahwa Kota Batavia dikeliling dengan tembok dan kanal vang diperkuat dengan bastion-bastion, serta terdapat juga sebuah benteng (kesteel) di bagian utara kota.
Letak geografis Kota Batavia yang terletak di teluk dengan pulau-pulau kecil yang tersebar di hadapannya menyebabkan kapal-kapal yang hendak menuju Kota Batavia harus melewati terlebih dahulu gugusan pulau yang terdapat di Teluk Jakarta. Sebagai salah satu jalan masuk menuju Kota Batavia wajar jika Teluk Jakarta juga mempunyai sarana pertahanan.
PAPARAN DATA
Analisis
Teluk Jakarta terletak di sebelah utara Dataran Jakarta, terletak antara 05°54'40" - 06°00'40" Lintang Selatan dan antara 106°40'45" — 107°01'19" Bujur Timur. Secara geografis batas barat Teluk Jakarta adalah Tanjung Pasir dan batas timurnya adalah Tanjung Karawang.
Teluk Jakarta yang terdapat pada bagian utara Dataran Jakarta, dapat dikatakan merupakan "halaman depan" dari Kota Batavia, wajarlah bila pada pulau-pulau karang di Teluk Jakarta terdapat bangunan-bangunan pertahanan. Tercatat terdapat empat buah benteng yang terdapat pada empat buah pulau di Teluk Jakarta, yaitu Pulau Cipir, Kelor, Onrust, dan Pulau Bidadari.
Keempat benteng di pulau-pulau tersebut berbentuk menara, benteng yang terdapat di Pulau Bidadari dan Pulau Kelor masih dapat dilihat bentuknya, sedang benteng menara di Pulau Cipir hanya tersisa pondasinya saja. Benteng yang terdapat di Pulau Onrust saat ini sudah tidak tersisa lagi. Menarik untuk dicatat bahwa bentuk benteng menara di Indonesia hanya terdapat benteng-benteng di Teluk Jakarta. Benteng menara di Belanda dikenal sebagai Torenfort, istilah ini berkaitan dengan bentuknya yang menyerupai menara (toren) dan fungsinya sebagai bangunan pertahanan (fort). Orang-orang Inggris menyebur Benteng Menara dengan sebutan Martello Tower.
Benteng Menara Pulau Bidadari
Benteng Menara di Pulau Bidadari dibangun sekitar tahun 1850 – 1853. Denah benteng ini berbentuk lingkaran dengan garis tengah 23 m dan tebal dinding 2,6 m, tidak terdapat indikasi adanya parit disekeliling benteng. Terdapat 6 buah ruang, sebuah tempat penampungan air dan sebuah kamar di benteng ini. Diduga dahulu bangunan benteng terdiri dari 2 lantai.
Benteng Menara Pulau Kelor
Benteng Menara Pulau Kelor dibangun sekitar tahun 1850 – 1853. Denah benteng di Pulau Kelor berbentuk lingkaran lingkaran dengan diameter 14 m, tebal dinding 2,5 m dan tingginya 9m. Disekeliling bangunan benteng tidak ditemukan indikasi adanya parit keliling.
Benteng Menara Pulau Cipir
Semasa dengan dibangunnya benteng menara di Pulau Bidadari dan Pulau Kelor, di Pulau Cipir juga dibangun sebuah benteng menara, benteng tersebut dibangun pada sisi timur pulau. Diameter benteng sekitar 23 m ketebalan dinding 2,6 m, dari sisa-sisa pondasi dapat diduga Benteng Menara ini juga dibagi dalam beberapa ruang tetapi tidak dapat diketahui pasti jumlah dan fungsi ruang-ruang tersebut. Tidak didapat indikasi adanya bak penampungan.
Benteng Pulau Onrust
Bersamaan. dengan dibangunnya Benteng Menara di Pulau Bidadari, Cipir, dan Kelor, di Pulau Onrust juga dibangun sebuah benteng menara, namun bangunan-bangunan di Pulau Onrust ini hancur seluruhnya dalam serangan Inggris tahun 1800, 1810, dan 1816. Saat ini benteng tersebut sudah tidak tersisa lagi.
Benteng-benteng yang terdapat di Teluk Jakarta kesemuanya berbentuk menara (Benteng Menara), untuk mengetahui mengapa bentuk menara yang sebagai bentuk benteng-benteng tersebut terlebih dahulu akan dibahas secara singkat tentang Benteng Menara (Martello Tower).
Tahun 1794 tiga buah kapal perang armada kerajaan Inggris menyerang sebuah benteng berbentuk menara dipertahankan hanya oleh 30 orang tentara Perancis dengan 3 buah meriam. Benteng tersebut terletak di Mortella Point, setelah pertempuran sengit selama 2 hari benteng tersebut akhirnya dapat dikuasai tentara Inggris. Kekuatan benteng menara tersebut segera tersebar luas tetapi terdapat salah pengertian tentang kata Mortella Tower yang berubah menjadi Martello Tower, sejak saat itu benteng yang berbentuk menara disebut Mortello Tower.
Kekuatan benteng berbentuk menara ini menyebabkan bentuk benteng kemudian dipergunakan oleh bangsa Inggris sebagai bentuk benteng-benteng di sepaniang pantai Inggris dan Irlandia (dimulai sekitar tahun 1804/1805) sebagai antisipasi tethadap kemungkinan invasi oleh Napoleon Bonaparte.
KESIMPULAN
Pembangunan benteng-benteng menara di Belanda dilakukan antara tahun 1840 sampai 1860 seiring dengan pembangunan pertahanan Nieuwe Hollandse Waterlinie. Bentuk maupun ukuran dari setiap benteng menara tidak selalu sama, yang selalu sama adalah siluet benteng yang menyerupai tong. Dinding yang tebal dan kuat yang terbuat dart bata merupakan hat yang umum pada Benteng Menara, kadang-kadang benteng tersebut juga diperlengkapi parit keliling. Pada atap benteng biasanya terdapat landasan meriam yang dapat berputar 360°. Dapat dikatakan bahwa Benteng Menara merupakan bentuk bangunan pertahanan yang dikhususkan untuk pertahanan pantai atau daerah yang dekat dengan laut.
Benteng-benteng Menara yang terdapat di Pulau Bidadari, Onrust, Kelor, dan Cipir merupakan bagian sistim pertahanan Teluk Jakarta, juga bila diperhatikan keletakan pulau-pulau serta masing-masing benteng yang terdapat di pulau-pulau tersebut; di Pulau Kelor Benteng Menara terletak pada bagian barat pulau, di Pulau Cipir letak Benteng Menara pada bagian timur agak ke tenggara pulau, di Pulau Bidadati letak Benteng Menara pada bagian timur agak ke timur laut pulau, dan di Pulau Onrust diduga letak Benteng Menara pada bagian barat atau barat laut
Bila diperhatikan keletakan benteng-benteng tersebut tampak penempatan benteng-benteng tersebut berusaha untuk membuat suatu daerah yang dapat dipertahankan dengan baik atau dengan kata aman yaitu perairan yang ada diantara Pulau Bidadari, Kelor, Cipir, dan Onrust. Kemungkinan daerah aman tersebut diperuntukkan sebagai tempat berlindung kapal-kapal Belanda baik kapal dagang maupun kapal perang dari bahaya.
Pemilihan lokasi penempatan Benteng Menara di Teluk Jakarta pada keempat pulau tersebut tampaknya karena jalur laut menuju Kota Batavia yang aman adalah melaui bagian barat Teluk Jakarta, karena bagian timur Teluk Jakarta kondisi dasar lautnya berubah-ubah karena tingginya laju pengendapan, sehingga berbahaya bagi navigasi kapal laut juga karena keempat pulau tersebut membentuk gugusan yang berbentuk segi empat memungkinkan terdapatnya perairan yang terlindung oleh pulau-pulau tersebut pada empat sisinya.
(artikel oleh ageng yudhanto dari berbagai sumber)
Latar Belakang Masalah
Benteng adalah sebuah lokasi militer atau bangunan yang didirikan secara khusus, diperkuat dan tertutup yang digunakan untuk melindungi sebuah instalasi, daerah ataupun sepasukan tentara dari serangan atau untuk menguasai suatu daerah. Dalam bahasa Inggris dan Belanda benteng disebut fort. Kata fort sendiri berasal dari bahasa latin fortise yang berarti teguh, kuat, sentausa, atau tahan lama. Berdasarkan pengertian ini, yang dimaksud dengan benteng adalah bangunan yang kokoh dan kuat untuk perlindungan dan pertahanan terhadap serangan musuh.
Novida Abbas mengelompokkan benteng berdasarkan fungsinya dalam dua kelompok. Pertama, benteng yang berfungsi sebagai sarana pertahanan, dalam arti benteng tersebut dapat melaksanakan fungsi ofensif dan defensif. Fungsi tersebut ditunjang oleh fasilitas yang tersedia dalam benteng tersebut, seperti lubang-lubang penembakan, bastion maupun selasar pada dinding keliling benteng dan dinding bastion. Kedua, benteng yang mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan logistik, pendidikan dan latihan serta sebagai penjara. Benteng-benteng yang mempunyai fungsi seperti disebut diatas biasanya tidak diperlengkapi fasilitas ofensif dan defensif. Benteng-benteng tersebut biasanya hanya terdiri dari ruangan-ruangan untuk penyimpanan logistik, pendidikan, latihan serta penjara. Meskipun demikian benteng-benteng tersebut biasanya dilengkapi dengan menara atau bangunan pengawasan.
Bila dilihat dart lokasi penempatannya, benteng yang memiliki fungi ofensif dan defensif biasanya ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis seperti di pusat kegiaatan suatu kota, tepi jalur jalan utama, puncak bukit yang memungkinkan pengawasan daerah sekitarnya, tepi pantai atau sungai yang merupakan jalur keluar-masuk pelabuhan maupun kota Sedang benteng yang tidak memiliki fungsi ofensif dan defensif dengan kata lain merupakan benteng penunjang biasanya keletakannya agak tersembunyi atau cukup jauh dari pusat kegiatan suatu kota maupun jalur jalan utama. Contoh benteng penunjang yang terdapat di Indonesia antara lain adalah: Benteng Salatiga, Benteng Willem I di Arnbarawa, dan Benteng Gombong.
Kota Batavia sebagai pusat administrasi, kedudukan VOC, dan juga sebagai pusat koloni Belanda di Hindia Timur sudah pasti memiliki nilai penting, sangatlah wajar bila aset penting tersebut dilindungi dengan baik. Telah diketahui bahwa Kota Batavia dikeliling dengan tembok dan kanal vang diperkuat dengan bastion-bastion, serta terdapat juga sebuah benteng (kesteel) di bagian utara kota.
Letak geografis Kota Batavia yang terletak di teluk dengan pulau-pulau kecil yang tersebar di hadapannya menyebabkan kapal-kapal yang hendak menuju Kota Batavia harus melewati terlebih dahulu gugusan pulau yang terdapat di Teluk Jakarta. Sebagai salah satu jalan masuk menuju Kota Batavia wajar jika Teluk Jakarta juga mempunyai sarana pertahanan.
PAPARAN DATA
Analisis
Teluk Jakarta terletak di sebelah utara Dataran Jakarta, terletak antara 05°54'40" - 06°00'40" Lintang Selatan dan antara 106°40'45" — 107°01'19" Bujur Timur. Secara geografis batas barat Teluk Jakarta adalah Tanjung Pasir dan batas timurnya adalah Tanjung Karawang.
Teluk Jakarta yang terdapat pada bagian utara Dataran Jakarta, dapat dikatakan merupakan "halaman depan" dari Kota Batavia, wajarlah bila pada pulau-pulau karang di Teluk Jakarta terdapat bangunan-bangunan pertahanan. Tercatat terdapat empat buah benteng yang terdapat pada empat buah pulau di Teluk Jakarta, yaitu Pulau Cipir, Kelor, Onrust, dan Pulau Bidadari.
Keempat benteng di pulau-pulau tersebut berbentuk menara, benteng yang terdapat di Pulau Bidadari dan Pulau Kelor masih dapat dilihat bentuknya, sedang benteng menara di Pulau Cipir hanya tersisa pondasinya saja. Benteng yang terdapat di Pulau Onrust saat ini sudah tidak tersisa lagi. Menarik untuk dicatat bahwa bentuk benteng menara di Indonesia hanya terdapat benteng-benteng di Teluk Jakarta. Benteng menara di Belanda dikenal sebagai Torenfort, istilah ini berkaitan dengan bentuknya yang menyerupai menara (toren) dan fungsinya sebagai bangunan pertahanan (fort). Orang-orang Inggris menyebur Benteng Menara dengan sebutan Martello Tower.
Benteng Menara Pulau Bidadari
Benteng Menara di Pulau Bidadari dibangun sekitar tahun 1850 – 1853. Denah benteng ini berbentuk lingkaran dengan garis tengah 23 m dan tebal dinding 2,6 m, tidak terdapat indikasi adanya parit disekeliling benteng. Terdapat 6 buah ruang, sebuah tempat penampungan air dan sebuah kamar di benteng ini. Diduga dahulu bangunan benteng terdiri dari 2 lantai.
Benteng Menara Pulau Kelor
Benteng Menara Pulau Kelor dibangun sekitar tahun 1850 – 1853. Denah benteng di Pulau Kelor berbentuk lingkaran lingkaran dengan diameter 14 m, tebal dinding 2,5 m dan tingginya 9m. Disekeliling bangunan benteng tidak ditemukan indikasi adanya parit keliling.
Benteng Menara Pulau Cipir
Semasa dengan dibangunnya benteng menara di Pulau Bidadari dan Pulau Kelor, di Pulau Cipir juga dibangun sebuah benteng menara, benteng tersebut dibangun pada sisi timur pulau. Diameter benteng sekitar 23 m ketebalan dinding 2,6 m, dari sisa-sisa pondasi dapat diduga Benteng Menara ini juga dibagi dalam beberapa ruang tetapi tidak dapat diketahui pasti jumlah dan fungsi ruang-ruang tersebut. Tidak didapat indikasi adanya bak penampungan.
Benteng Pulau Onrust
Bersamaan. dengan dibangunnya Benteng Menara di Pulau Bidadari, Cipir, dan Kelor, di Pulau Onrust juga dibangun sebuah benteng menara, namun bangunan-bangunan di Pulau Onrust ini hancur seluruhnya dalam serangan Inggris tahun 1800, 1810, dan 1816. Saat ini benteng tersebut sudah tidak tersisa lagi.
Benteng-benteng yang terdapat di Teluk Jakarta kesemuanya berbentuk menara (Benteng Menara), untuk mengetahui mengapa bentuk menara yang sebagai bentuk benteng-benteng tersebut terlebih dahulu akan dibahas secara singkat tentang Benteng Menara (Martello Tower).
Tahun 1794 tiga buah kapal perang armada kerajaan Inggris menyerang sebuah benteng berbentuk menara dipertahankan hanya oleh 30 orang tentara Perancis dengan 3 buah meriam. Benteng tersebut terletak di Mortella Point, setelah pertempuran sengit selama 2 hari benteng tersebut akhirnya dapat dikuasai tentara Inggris. Kekuatan benteng menara tersebut segera tersebar luas tetapi terdapat salah pengertian tentang kata Mortella Tower yang berubah menjadi Martello Tower, sejak saat itu benteng yang berbentuk menara disebut Mortello Tower.
Kekuatan benteng berbentuk menara ini menyebabkan bentuk benteng kemudian dipergunakan oleh bangsa Inggris sebagai bentuk benteng-benteng di sepaniang pantai Inggris dan Irlandia (dimulai sekitar tahun 1804/1805) sebagai antisipasi tethadap kemungkinan invasi oleh Napoleon Bonaparte.
KESIMPULAN
Pembangunan benteng-benteng menara di Belanda dilakukan antara tahun 1840 sampai 1860 seiring dengan pembangunan pertahanan Nieuwe Hollandse Waterlinie. Bentuk maupun ukuran dari setiap benteng menara tidak selalu sama, yang selalu sama adalah siluet benteng yang menyerupai tong. Dinding yang tebal dan kuat yang terbuat dart bata merupakan hat yang umum pada Benteng Menara, kadang-kadang benteng tersebut juga diperlengkapi parit keliling. Pada atap benteng biasanya terdapat landasan meriam yang dapat berputar 360°. Dapat dikatakan bahwa Benteng Menara merupakan bentuk bangunan pertahanan yang dikhususkan untuk pertahanan pantai atau daerah yang dekat dengan laut.
Benteng-benteng Menara yang terdapat di Pulau Bidadari, Onrust, Kelor, dan Cipir merupakan bagian sistim pertahanan Teluk Jakarta, juga bila diperhatikan keletakan pulau-pulau serta masing-masing benteng yang terdapat di pulau-pulau tersebut; di Pulau Kelor Benteng Menara terletak pada bagian barat pulau, di Pulau Cipir letak Benteng Menara pada bagian timur agak ke tenggara pulau, di Pulau Bidadati letak Benteng Menara pada bagian timur agak ke timur laut pulau, dan di Pulau Onrust diduga letak Benteng Menara pada bagian barat atau barat laut
Bila diperhatikan keletakan benteng-benteng tersebut tampak penempatan benteng-benteng tersebut berusaha untuk membuat suatu daerah yang dapat dipertahankan dengan baik atau dengan kata aman yaitu perairan yang ada diantara Pulau Bidadari, Kelor, Cipir, dan Onrust. Kemungkinan daerah aman tersebut diperuntukkan sebagai tempat berlindung kapal-kapal Belanda baik kapal dagang maupun kapal perang dari bahaya.
Pemilihan lokasi penempatan Benteng Menara di Teluk Jakarta pada keempat pulau tersebut tampaknya karena jalur laut menuju Kota Batavia yang aman adalah melaui bagian barat Teluk Jakarta, karena bagian timur Teluk Jakarta kondisi dasar lautnya berubah-ubah karena tingginya laju pengendapan, sehingga berbahaya bagi navigasi kapal laut juga karena keempat pulau tersebut membentuk gugusan yang berbentuk segi empat memungkinkan terdapatnya perairan yang terlindung oleh pulau-pulau tersebut pada empat sisinya.
(artikel oleh ageng yudhanto dari berbagai sumber)