PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kerajaan Banten berlangsung dari sekitar tahun 1552 hingga tahun 1813. Selama 261 tahun kota Banten sebagai Pusat pemerintahan kerajaan Banten terletak di tepi Laut Jawa, sehingga ciri pemerintahan kerajaan Banten ialah maritim. Sebagai kerajaan yang bersifat maritim, Banten mempunyai pelabuhan laut yang berfungsi sebagai salah satu penunjang kelancaran jalannya pemerintahan.
Laut Jawa merupakan jalur lalu lintas laut yang cukup ramai, sebab dilalui oleh kapal-kapal dari berbagai negara asing maupun dari Nusantara. Kapal-kapal tersebut adalah kapal para pedagang, sehingga dapat disimpulkan bahwa Laut Jawa merupakan jalur perdagangan internasional. Berdasarkan letaknya, Banten sering disinggahi oleh kapal-kapal para pedagang asing maupun pedagang Nusantara.
Adanya kegiatan perdagangan mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk. Fryke memperkirakan jumlah penduduk Banten pada tahun 1680 sekitar 700 ribu jiwa. Perkiraan ini berdasarkan atas perbandingan dengan jumlah penduduk kota-kota di Asia Tenggara.
Adanya pertambahan penduduk di kota Banten mengakibatkan perluasan kota, yang digunakan untuk pemukiman dan mendirikan bangunan. Adanya fasilitas yang memadai di kota Banten diharapkan oleh penguasa agar kota Banten disinggahi oleh para pedagang, sehingga kota menjadi ramai. Para penguasa Banten berusaha membangun bangunan peribadatan, bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan pemerintahan, serta sarana perdagangan. Bukti adanya kegiatan pembangunan di pusat pemerintahan kerajaan Banten pada masa lampau dapat dilihat dari adanya benteng kraton Surasowan, reruntuhan kraton Kaibon, Masjid Agung Banten, menara Masjid Agung Banten dan Masjid Pecinan Tinggi, reruntuhan Masjid Koja, Klenteng, Danau Tasik Ardi dan benteng Speelwijk.
Padatnya penduduk dengan keheterogenannya, mengakibatkan perkembangan wilayah kota Banten. Perkembangan wilayah ini digunakan untuk melayani kebutuhan penduduk Banten misalnya pemukiman penduduk, perdagangan, gedung pemerintahan, transportasi darat, kebutuhan air bersih, tempat peribadatan dan tempat rekreasi. Kesemuanya diperkirakan disediakan oleh pemerintah kerajaan Banten, dengan harapan orang-orang asing akan tetap tinggal dan supaya lebih banyak orang asing tertarik untuk datang ke Banten. Kesemuanya itu dilakukan oleh penguasa Banten, sebab semakin banyak orang yang mengunjungi Banten, maka akan lebih banyak upeti yang akan diterima oleh para penguasa Banten.
Pada masa pemerintahan Pangeran Abdullah Kadir atau Sultan Abulmafakir, sektor pertanian berkembang pesat dan meluas, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi sawah-sawah tersebut dibuat terusan irigasi dan bendungan. Danau Tasik Ardi merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan air bersih bagi istana Surosowan dan penduduk kota sekaligus sebagai sumber pengairan bagi daerah pesawahan di sekitar kota. Sistem filtrasi air dengan metode pengendapan di Pengindelan Abang, Pengindelan Putih dan Pengindelan Emas merupakan bukti majunya teknologi pengelolaan air pada masa tersebut.
PAPARAN DATA
Danau Tasik Ardi merupakan salah satu sumber air di Surosowan. Danau Tasik Ardi juga berfungsi sebagai penampung air Sungai Cibanten untuk disalurkan dan dibersihkan sebelum masuk ke Surosowan untuk selanjutnya dipakai mandi dan keperluan sehari-hari. Berdasarkan letak Banten di dataran alluvial pantai dapat diketahui bahwa muka air tanah di daerah ini relatif dangkal, selain itu airnya payau. Hal tersebut disebabkan adanya susupan air laut yang masuk ke daratan. Muka air tanah daerah Banten berkisar antara setengah meter hingga tiga meter dari permukaan tanah.Kondisi Banten Lama yang terletak di pinggir pantai, memiliki lingkungan tanah yang banyak menyerap air laut. Hal ini menyebabkan air tanahnya menjadi payau. Pembangunan saluran air melalui pipa-pipa yang dialirkan dari danau buatan Tasik Ardi, merupakan satu satu cara untuk mengatasi lingkungan pemukiman Kota Banten Lama. Tetapi saluran air itu tidak dapat menjangkau perkotaan secara keseluruhan, hanya dikhususkan untuk sultan dan keluarga di Surosowan.
ANALISIS
Kota adalah suatu tempat yang banyak dikunjungi orang dari berbagai suku bangsa untuk mengadakan kontak perdagangan dan kerohanian. Salah satu akibat dari kontak tersebut maka kota menjadi padat penduduknya. Meningkatnya kepadatan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan penduduk baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Untuk menanggulangi segala kebutuhannya, maka diusahakan berbagai fasilitas untuk memperlancar tercapainya kebutuhan pribadi dan kebutuhan umum. Guna mengatur segala yang ada di tempat tersebut maka diperlukan organisasi sosial yang menimbulkan sistem hukum tersendiri.
Kota Banten digunakan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Banten dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selama itu, kota Banten mengalami masa timbul, berkembang dan masa keruntuhannya, Pada masa tumbuh dan berkembangnya kota, penguasa berusaha membangun fasilitas-fasilitas penunjang kelengkapan kota. Hal ini diperlukan bagi Banten sebab kota ini merupakan pusat politik, ekonomi dan sosial budaya.
Salah satu peninggalan dari Banten Lama adalah sebuah danau buatan yang dikenal dengan nama Tasik Ardi. Tasik berarti danau dan Ardi berati buatan. Danau Tasik Ardi merupakan salah satu sumber air di Surosowan. Danau Tasik Ardi juga berfungsi sebagai penampung air Sungai Cibanten untuk disalurkan dan dibersihkan sebelum masuk ke Surosowan untuk selanjutnya dipakai mandi dan keperluan sehari-hari. Berdasarkan letak Banten di dataran alluvial pantai dapat diketahui bahwa muka air tanah di daerah ini relatif dangkal, selain itu airnya payau. Hal tersebut disebabkan adanya susupan air laut yang masuk ke daratan. Muka air tanah daerah Banten berkisar antara setengah meter hingga tiga meter dari permukaan tanah.
Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Danau Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui bangunan Pengindelan yang berjumlah tiga. Bentuk bangunan pengindelan saat ini hanya berupa sebuah bangunan persegi sederhana dengan ukuran panjang kurang lebih 20 meter, lebar kurang lebih 7 meter dan tinggi kurang lebih 3 meter. Pada bagian atapnya menyerupai bagian bentuk atap yang umum terdapat pada bangunan perumahan. Pengindelan memiliki makna sebagai penyaringan air. Terdapat tiga macam pengindelan di daerah Banten Lama, yakni: Pengindelan Merah untuk penyaringan air tahap pertama, Pengindelan Putih untuk tahap kedua yang tentunya lebih jernih air yang dihasilkannya, sedangkan yang terakhir adalah Pengindelan Emas dimana air yang keluar dari bangunan ini nantinya akan dialirkan menuju tempat pemandian raja-raja didalam istana Surosowan.
Air yang diperoleh, berasal dari danau Tasik Ardi yang berjarak kurang lebih 2,5 km ke arah barat daya dari Istana Surosowan. Ditengah danau Tasik Ardi terdapat pulau berbentuk segi empat, yang dulunya digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga sultan. Di pulau ini juga masih terdapat bangunan dan kamar mandi, yang sisa-sisanya masih dapat dilihat sampai sekarang.
Melalui pipa-pipa bawah tanah, air yang berasal dari danau Tasik Ardi dialirkan ke Pengindelan Merah, Putih dan Emas untuk melalui proses penjernihan dan pengendapan kotoran.
Data ketinggian untuk ketiga bangunan tersebut menunjukkan adanya beda ketinggian yang semakin menurun dimulai dari Tasikardi dengan ketinggian 4 meter, Pengindelan Merah 3 meter, Pengindelan Putih 2 meter, Pengindelan Emas 1 meter yang kemudian berakhir pada pemandian istana Surosowan dengan ketinggian kurang dari 1 meter. Perbedaan ketinggian ini akan sangat memudahkan sekali dalam mengalirkan air. Ketiga Pengindelan ini berada dalam satu garis lurus, menghubungkan pemandian Tirta Ardi dengan pemandian yang ada dalam istana Surosowan. (lihat gambar "Yang Baru Dari Hima")
KESIMPULAN
Masalah air di Surosowan memang sengaja dibuat canggih pada masanya. Bahkan, kesultanan Banten sengaja memisahkan air untuk keperluan kerajaan dengan air untuk rakyat jelata. Ada dua sumber air di Surosowan yaitu sumur dan Danau Tasik Ardi yang terletak sekitar dua kilometer di sebelah tenggara Surosowan.
Danau Tasik Ardi dibangun pada masa pemerintahan Pangeran Abdullah Kadir atau Sultan Abulmafakir dengan tujuan untuk rekreasi dan ibadah. Danau ini dibangun atas saran dari ibunda Sultan Abulmafakir, dengan arsiteknya Hendrik Lucaszoon Cardeel asal Belanda. Danau ini mempunyai luas 6,5 hektar dengan pulau di tengahnya. Dasar danaunya dibuat dari ubin bata. Danau Tasik Ardi juga berfungsi sebagai penampung air Sungai Cibanten untuk disalurkan dan dibersihkan sebelum masuk ke Surosowan untuk selanjutnya dipakai mandi dan keperluan sehari-hari.
Proses penjernihannya tergolong sudah maju. Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui tiga bangunan bernama Pengindelan Putih, Abang, dan Emas. Di tiap pengindelan ini, air diproses dengan mengendapkan dan menyaring kotoran. Air selanjutnya mengalir ke Surosowan lewat serangkaian pipa panjang yang terbuat dari tanah liat dengan diameter kurang lebih 40 cm.
(disarikan dari berbagai sumber)
Latar Belakang Masalah
Kerajaan Banten berlangsung dari sekitar tahun 1552 hingga tahun 1813. Selama 261 tahun kota Banten sebagai Pusat pemerintahan kerajaan Banten terletak di tepi Laut Jawa, sehingga ciri pemerintahan kerajaan Banten ialah maritim. Sebagai kerajaan yang bersifat maritim, Banten mempunyai pelabuhan laut yang berfungsi sebagai salah satu penunjang kelancaran jalannya pemerintahan.
Laut Jawa merupakan jalur lalu lintas laut yang cukup ramai, sebab dilalui oleh kapal-kapal dari berbagai negara asing maupun dari Nusantara. Kapal-kapal tersebut adalah kapal para pedagang, sehingga dapat disimpulkan bahwa Laut Jawa merupakan jalur perdagangan internasional. Berdasarkan letaknya, Banten sering disinggahi oleh kapal-kapal para pedagang asing maupun pedagang Nusantara.
Adanya kegiatan perdagangan mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk. Fryke memperkirakan jumlah penduduk Banten pada tahun 1680 sekitar 700 ribu jiwa. Perkiraan ini berdasarkan atas perbandingan dengan jumlah penduduk kota-kota di Asia Tenggara.
Adanya pertambahan penduduk di kota Banten mengakibatkan perluasan kota, yang digunakan untuk pemukiman dan mendirikan bangunan. Adanya fasilitas yang memadai di kota Banten diharapkan oleh penguasa agar kota Banten disinggahi oleh para pedagang, sehingga kota menjadi ramai. Para penguasa Banten berusaha membangun bangunan peribadatan, bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan pemerintahan, serta sarana perdagangan. Bukti adanya kegiatan pembangunan di pusat pemerintahan kerajaan Banten pada masa lampau dapat dilihat dari adanya benteng kraton Surasowan, reruntuhan kraton Kaibon, Masjid Agung Banten, menara Masjid Agung Banten dan Masjid Pecinan Tinggi, reruntuhan Masjid Koja, Klenteng, Danau Tasik Ardi dan benteng Speelwijk.
Padatnya penduduk dengan keheterogenannya, mengakibatkan perkembangan wilayah kota Banten. Perkembangan wilayah ini digunakan untuk melayani kebutuhan penduduk Banten misalnya pemukiman penduduk, perdagangan, gedung pemerintahan, transportasi darat, kebutuhan air bersih, tempat peribadatan dan tempat rekreasi. Kesemuanya diperkirakan disediakan oleh pemerintah kerajaan Banten, dengan harapan orang-orang asing akan tetap tinggal dan supaya lebih banyak orang asing tertarik untuk datang ke Banten. Kesemuanya itu dilakukan oleh penguasa Banten, sebab semakin banyak orang yang mengunjungi Banten, maka akan lebih banyak upeti yang akan diterima oleh para penguasa Banten.
Pada masa pemerintahan Pangeran Abdullah Kadir atau Sultan Abulmafakir, sektor pertanian berkembang pesat dan meluas, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi sawah-sawah tersebut dibuat terusan irigasi dan bendungan. Danau Tasik Ardi merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan air bersih bagi istana Surosowan dan penduduk kota sekaligus sebagai sumber pengairan bagi daerah pesawahan di sekitar kota. Sistem filtrasi air dengan metode pengendapan di Pengindelan Abang, Pengindelan Putih dan Pengindelan Emas merupakan bukti majunya teknologi pengelolaan air pada masa tersebut.
PAPARAN DATA
Danau Tasik Ardi merupakan salah satu sumber air di Surosowan. Danau Tasik Ardi juga berfungsi sebagai penampung air Sungai Cibanten untuk disalurkan dan dibersihkan sebelum masuk ke Surosowan untuk selanjutnya dipakai mandi dan keperluan sehari-hari. Berdasarkan letak Banten di dataran alluvial pantai dapat diketahui bahwa muka air tanah di daerah ini relatif dangkal, selain itu airnya payau. Hal tersebut disebabkan adanya susupan air laut yang masuk ke daratan. Muka air tanah daerah Banten berkisar antara setengah meter hingga tiga meter dari permukaan tanah.Kondisi Banten Lama yang terletak di pinggir pantai, memiliki lingkungan tanah yang banyak menyerap air laut. Hal ini menyebabkan air tanahnya menjadi payau. Pembangunan saluran air melalui pipa-pipa yang dialirkan dari danau buatan Tasik Ardi, merupakan satu satu cara untuk mengatasi lingkungan pemukiman Kota Banten Lama. Tetapi saluran air itu tidak dapat menjangkau perkotaan secara keseluruhan, hanya dikhususkan untuk sultan dan keluarga di Surosowan.
ANALISIS
Kota adalah suatu tempat yang banyak dikunjungi orang dari berbagai suku bangsa untuk mengadakan kontak perdagangan dan kerohanian. Salah satu akibat dari kontak tersebut maka kota menjadi padat penduduknya. Meningkatnya kepadatan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan penduduk baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Untuk menanggulangi segala kebutuhannya, maka diusahakan berbagai fasilitas untuk memperlancar tercapainya kebutuhan pribadi dan kebutuhan umum. Guna mengatur segala yang ada di tempat tersebut maka diperlukan organisasi sosial yang menimbulkan sistem hukum tersendiri.
Kota Banten digunakan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Banten dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selama itu, kota Banten mengalami masa timbul, berkembang dan masa keruntuhannya, Pada masa tumbuh dan berkembangnya kota, penguasa berusaha membangun fasilitas-fasilitas penunjang kelengkapan kota. Hal ini diperlukan bagi Banten sebab kota ini merupakan pusat politik, ekonomi dan sosial budaya.
Salah satu peninggalan dari Banten Lama adalah sebuah danau buatan yang dikenal dengan nama Tasik Ardi. Tasik berarti danau dan Ardi berati buatan. Danau Tasik Ardi merupakan salah satu sumber air di Surosowan. Danau Tasik Ardi juga berfungsi sebagai penampung air Sungai Cibanten untuk disalurkan dan dibersihkan sebelum masuk ke Surosowan untuk selanjutnya dipakai mandi dan keperluan sehari-hari. Berdasarkan letak Banten di dataran alluvial pantai dapat diketahui bahwa muka air tanah di daerah ini relatif dangkal, selain itu airnya payau. Hal tersebut disebabkan adanya susupan air laut yang masuk ke daratan. Muka air tanah daerah Banten berkisar antara setengah meter hingga tiga meter dari permukaan tanah.
Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Danau Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui bangunan Pengindelan yang berjumlah tiga. Bentuk bangunan pengindelan saat ini hanya berupa sebuah bangunan persegi sederhana dengan ukuran panjang kurang lebih 20 meter, lebar kurang lebih 7 meter dan tinggi kurang lebih 3 meter. Pada bagian atapnya menyerupai bagian bentuk atap yang umum terdapat pada bangunan perumahan. Pengindelan memiliki makna sebagai penyaringan air. Terdapat tiga macam pengindelan di daerah Banten Lama, yakni: Pengindelan Merah untuk penyaringan air tahap pertama, Pengindelan Putih untuk tahap kedua yang tentunya lebih jernih air yang dihasilkannya, sedangkan yang terakhir adalah Pengindelan Emas dimana air yang keluar dari bangunan ini nantinya akan dialirkan menuju tempat pemandian raja-raja didalam istana Surosowan.
Air yang diperoleh, berasal dari danau Tasik Ardi yang berjarak kurang lebih 2,5 km ke arah barat daya dari Istana Surosowan. Ditengah danau Tasik Ardi terdapat pulau berbentuk segi empat, yang dulunya digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga sultan. Di pulau ini juga masih terdapat bangunan dan kamar mandi, yang sisa-sisanya masih dapat dilihat sampai sekarang.
Melalui pipa-pipa bawah tanah, air yang berasal dari danau Tasik Ardi dialirkan ke Pengindelan Merah, Putih dan Emas untuk melalui proses penjernihan dan pengendapan kotoran.
Data ketinggian untuk ketiga bangunan tersebut menunjukkan adanya beda ketinggian yang semakin menurun dimulai dari Tasikardi dengan ketinggian 4 meter, Pengindelan Merah 3 meter, Pengindelan Putih 2 meter, Pengindelan Emas 1 meter yang kemudian berakhir pada pemandian istana Surosowan dengan ketinggian kurang dari 1 meter. Perbedaan ketinggian ini akan sangat memudahkan sekali dalam mengalirkan air. Ketiga Pengindelan ini berada dalam satu garis lurus, menghubungkan pemandian Tirta Ardi dengan pemandian yang ada dalam istana Surosowan. (lihat gambar "Yang Baru Dari Hima")
KESIMPULAN
Masalah air di Surosowan memang sengaja dibuat canggih pada masanya. Bahkan, kesultanan Banten sengaja memisahkan air untuk keperluan kerajaan dengan air untuk rakyat jelata. Ada dua sumber air di Surosowan yaitu sumur dan Danau Tasik Ardi yang terletak sekitar dua kilometer di sebelah tenggara Surosowan.
Danau Tasik Ardi dibangun pada masa pemerintahan Pangeran Abdullah Kadir atau Sultan Abulmafakir dengan tujuan untuk rekreasi dan ibadah. Danau ini dibangun atas saran dari ibunda Sultan Abulmafakir, dengan arsiteknya Hendrik Lucaszoon Cardeel asal Belanda. Danau ini mempunyai luas 6,5 hektar dengan pulau di tengahnya. Dasar danaunya dibuat dari ubin bata. Danau Tasik Ardi juga berfungsi sebagai penampung air Sungai Cibanten untuk disalurkan dan dibersihkan sebelum masuk ke Surosowan untuk selanjutnya dipakai mandi dan keperluan sehari-hari.
Proses penjernihannya tergolong sudah maju. Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui tiga bangunan bernama Pengindelan Putih, Abang, dan Emas. Di tiap pengindelan ini, air diproses dengan mengendapkan dan menyaring kotoran. Air selanjutnya mengalir ke Surosowan lewat serangkaian pipa panjang yang terbuat dari tanah liat dengan diameter kurang lebih 40 cm.
(disarikan dari berbagai sumber)
1 comment:
More often than not, we have little control because most everything in our lives involves other people. [url=http://www.mulberryhandbagssale.co.uk]Mulberry outlet shop[/url] My parents are still afraid of buying online, so instead I just admired from afar. [url=http://www.goosecoatsale.ca]canada goose expedition[/url] Qjwamcqsl
[url=http://www.pandorajewelryvip.co.uk]pandora uk[/url] Sfsrsyupk [url=http://www.officialcanadagooseparkae.com]canada goose[/url] jgkmueymg
Post a Comment